Perkembangaan Otomasi Industri
Perkembangan
teknologi industri dewasa ini tumbuh dengan pesat seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi. Perkembangan ini tampak jelas di industri manufaktur,
dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia secara manual
beralih digantikan oleh mesin.
Kegiatan produksi di sebuah perusahaan manukfatur |
Kerja
mesin diharapkan dapat memberikan efisiensi biaya serta ketahanan produksi jika
dibandingkan dengan tenaga manusia. Dalam perkembangan mesin-mesin ini maka
lahirlah generasi otomasi industri dimana pekerjaan suatu pabrik dikerjakan
oleh mesin atau robot, baik secara semi otomasi maupun otomasi penuh. Otomasi
adalah teknologi yang memanfaatkan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem
komputer untuk mengoperasikan dan mengendalikan operasi (Rudy Wawolumaja, 2013:
1).
Agus
Putranto et al (2008: 4) menerangkan sistem otomasi industri dapat diartikan
sebagai sistem dengan mekanisme kerja dikendalikan oleh peralatan elektronik (electronic hardware) berdasarkan
urutan-urutan perintah dalam bentuk program perangkat lunak (electronic software) yang disimpan dalam
unit memori kontroler elektronik. Perkembangan teknologi otomasi (automation) pertama kali digunakan di industri
mobil Fords di Detroit, waktu itu otomasi Detroit mempunyai arti sistem ban berjalan,
yaitu alat mekanis untuk handling diantara mesin perkakas sehingga menjadi
suatu lintas produksi yang kontinyu. Kelanjutan otomasi Detroit diterapkan pada
perakitan motor listrik, radio, TV, Automated
push button factory, dan pengendali otomatis proses kontinyu (Rudy
Wawolumaja, 2013: 1).
Teknologi
otomasi industri sejak muncul sampai sekarang mengalami perkembangan pesat, hal
ini tidak terlepas dari berkembangnya teknologi elektronika dan komputer serta
munculnya Integrated Circuit (IC). Berdasarkan
pemaparan Zuhal dan Zhanggischan (2004), mengenai perkembangan teknologi
elektronika diawali dengan pengenalan prinsip elektrodinamis untuk mesin dinamo
yang ditemukan oleh Werner von Siemens pada tahun 1866, dapat dianggap sebagai
titik awal aplikasi listrik sebagai pembawa energi. Hal ini menjadi dasar untuk
pengkonversian energi mekanik ke energi listrik yang efisien dan memungkinkan
untuk pembangkitan listrik berdaya tinggi. Pada tahun 1879, Siemens membuat
lokomotif listrik pertama, dan setahun kemudian menciptakan elevator yang
pertama. Namun tahap terpenting dalam era elektronika modern terjadi pada
pertengahan abad ke-20 dengan penemuan transistor oleh W. Shokcley, J. Barden,
dan W. Brattain (1948), dan perkembangan kelanjutannya, integrated circuit. Teknologi semikonduktor sebagai bahan
pembuatannya berkembang pesat yang memiliki banyak keuntungan.
Paruh
kedua abad ke-20 dicirikan oleh miniaturisasi sirkuit elektronik dengan
penempatan banyak komponen pada suatu substrat silikon yang memiliki suatu
fungsi elektronik kompleks pada sebuah chip (integrated circuit). Jika digabungkan dengan rekayasa software dan meterial-material baru
untuk penyimpanan informasi digital, maka teknologi IC adalah salah satu motor
utama dari revolusi dunia komputer dan komunikasi saat ini yang diusulkan oleh
J. Von Neumann (Zuhal dan Zhanggischan, 2004: xii).
hierarki sistem otomasi |
Penemuan-penemuan
tentang elektronika maupun mekanika seperti yang dijelaskan sebelumnya
mengawali era otomasi dimana suatu mesin yang awalnya dikendalikan oleh sistem
konvensional atau (Fixed Wired Control)
digantikan oleh relay elektromagnetik dan Solid
State Relay sebagai komponen kontrolnya. Selanjutnya lahirlah teori sistem kontrol yang menurut Aris Triwiyatna (2011: 1), adalah suatu kumpulan cara atau
metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana
manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dari apa yang telah mereka
kerjakan sehingga memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pada
mulanya. Teori sistem kontrol yang dikenal saat ini mengalami kemajuan pesat
pada pertengahan abad ke-19, ketika J.C. Maxwell, E.J. Routh, dan Lyapunov
merumuskan teori kontrol stabilitas sistem untuk pertama kalinya (Zuhal dan
Zhanggischan 2004: xiii).
Tuntutan
kerja dari sebuah mesin dari tahun ke tahun semakin kompleks sehingga
memerlukan sistem kontrol yang kompleks juga. Jika sistem kontrol sangat
kompleks, dapat dibayangkan berapa banyak relay yang dibutuhkan sebagai
komponen kontrolnya, selain itu sistem kontrol konvensional memiliki banyak
kelemahan. Dari tuntutan industri seperti ini maka dikembangkan suatu sistem
kontrol modern menggunakan Programmable
Logic Controller (PLC). Hanif Said (2012: 2), mengemukakan PLC adalah
perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem kontrol konvensional. PLC
pertama kali dirancang oleh perusahaan General Motor (GM) sekitar tahun 1968.
Ide utamanya adalah mensubtitusi relay yang digunakan untuk mengimplementasikan
rangkaian kontrol.
Teknologi otomasi selain ditunjang teknologi elektronika juga tidak terlepas dari salah satu
teknologi mekanika yaitu mekatronika. Alciatore dan Histand (2012: 2) menjelaskan pengertian mekatronika
adalah The interdisciplinary field of engineering dealing with the
design of products whose function relies on the synergistic integration of
mechanical and electronic components coordinated by a control architecture atau bidang interdisipliner
pemesinan yang berhubungan dengan desain produk yang berfungsi tergantung pada
integrasi sinergis dari komponen mekanik dan elektronik yang dikendalikan oleh
sistem kontrol (Terjemah: Pujirianto). Komponen utama pada suatu sistem
mekatronika adalah pneumatik, elektro pneumatik, hidrolik, dan kontroler. Sistem
mekanik pneumatik dan elektro pneumatik menggunakan gaya tekan udara yang
dimampatkan, sedangkan hidrolik menggunakan fluida yang bertekanan sebagai gaya
gerak. Kontroler/pengendali digital dapat diibaratkan otak pada manusia untuk
memproses data dari sensor untuk kemudian memberi perintah pada aktuator.
Teknologi
otomasi industri yang sedemikian pesat kemajuannya masih menyisakan beberapa kendala,
salah satunya tidak jarang ditemui kegagalan, kerusakan atau gangguan yang
harus diantisipasi dalam bentuk perawatan dan pemeliharaan, disamping layanan
prima dalam instalasi dan setup awal penerapan otomasi industri. Dilihat secara
hardware dan software sistem otomasi banyak berhubungan dengan komponen
elektronik, program komputer, pengukuran, sensor, aktuator, dan sistem
pengaturan, oleh karena itu seorang pekerja yang memberikan layanan dan
penjaminan kualitas terhadap operasional sistem industri harus memiliki
kompetensi di bidang tersebut di atas, dilandasi teori dasar dan sikap yang
profesional.
Berikut salah satu contoh penerapan otomasi industri
Belajar PLC
Belajar PLC bagi seseorang yang terjun ke dunia automation industry adalah hal yang mutlak. PLC adalah sumber kontrol utama yang mengendalikan pekerjaan-pekerjaan otomasi. Bagi Pemula, mungkin catatan sebagian skripsi saya ini semoga bisa membantu untuk belajar PLC dari awal. Disini saya fokuskan untuk belajar PLC merk Siemens tingkat dasar.
A. PLC
PLC
adalah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem kontrol konvensional.
PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan General Motor (GM) sekitar tahun
1968. Ide utamanya adalah mensubtitusi relay yang digunakan untuk
mengimplementasikan rangkaian kontrol.
PLC
secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram. Dengan kata lain,
PLC merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk mengontrol suatu
peralatan atau sistem lain menggunakan suatu rangkaian logika yang dapat
diprogram sesuai kebutuhan berbeda dengan rangkaian kontrol konvensional yang
semuanya berwujud fisik, tampak sebuah PLC pada gambar 2.24.
Gambar 2.24. PLC Siemens Tipe S7 300 |
Gambar 2.26. Blok Diagram PLC |
1. Komponen Dasar PLC
PLC
tersusun atas beberapa komponen dasar, yaitu:
a. Power Supply
Power
supply berfungsi untuk menyuplai daya ke semua komponen dalam PLC. Biasanya
tegangan power supply PLC adalah 220VAC atau 24 VDC.
b. Central Processing Unit (CPU)
CPU
merupakan otak dari PLC yang mengerjakan berbagai operasi, antara lain
mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca
kondisi/nilai input serta mengatur nilai output, memeriksa kerusakan (self-diagnostic), serta melakukan
komunikasi dengan perangkat lain.
c. Memori
Memori
adalah tempat untuk menyimpan program dan data yang akan diolah dan dijalankan
oleh CPU. Memori dalam PLC Siemens terdiri dari susunan biner yang
dikelompokkan sebagai berikut :
1)
Bit yang terdiri dari dua kondisi biner
1 atau 0
2)
Byte yang terdiri dari delapan bit
3)
Word yang terdiri dari 16 bit atau 2
byte
4)
Double Word yang terdiri dari 32 bit
atau 4 byte atau 2 word
Gambar
2.27. Pengaturan Memori dalam PLC
Siemens
|
d. Modul Input dan Output
Modul
Input dan Output merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar
yang memberikan masukan kepada CPU seperti saklar dan sensor maupun keluaran
dari CPU seperti lampu, motor dan solenoid
valve. Pengkodean untuk adressing input dan output pada PLC Siemens adalah
huruf I untuk input dan Q untuk output.
e. Fasilitas Komunikasi (COM)
Fasilitas
komunikasi mutlak diperlukan dalam sebuah PLC, untuk melakukan pemrograman dan
pemantauan atau berkomunikasi dengan perangkat lain.
Gambar 2.28. Modul MPI sebagai Fasilitas Komunikasi PLC dengan PC |
2. Sistem Pemrograman PLC
Berkaitan
dengan pemrograman PLC, ada lima model atau metode yang telah distandarisasi
penggunaannya oleh IEC (International Elektrical Commision) 611311-3, yaitu:
a. Daftar Instruksi (Instruction List)
Pemrograman
dengan menggunakan instruksi-instruksi bahasa level rendah (Mneumonic), seperti LD/STR, NOT, AND dan
lain sebagainya.
b. Diagram Ladder (Ladder Diagram)
Pemrograman
berbasis logika relay, cocok digunakan untuk persoalan kontrol diskret dimana
input/output hanya memiliki dua kondisi ON atau OFF, seperti pada sistem
kontrol konveyor, lift, dan motor industri.
c. Diagram Blok Fungsional (Function Block Diagram)
Pemrograman
berbasis aliran data secara grafis, banyak digunakan untuk tujuan kontrol
proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akuisi data analog.
d. Diagram Fungsi Sekuensial (Sequensial Function Chart)
Metode
grafis untuk pemrograman terstruktur yang banyak melibatkan langkah-langkah
rumit, seperti pada bidang robotika, perakitan kendaraan, Batch Control, dan lain sebagainya.
e. Teks Terstruktur (structural Text)
Tidak
seperti keempat metode sebelumnya, pemrograman ini menggunakan
statemen-stetemen yang umum dijumpai pada bahasa level tinggi (high level programming) seperti If/Then,
Do/While, Case, For/Net, dan lain sebagainya.
3. Diagram Ladder
Peneliti akan membatasi pembahasan pemrograman
hanya menggunakan diagram ladder karena diagram ladder paling familiar bagi
semua tipe dan merk PLC dan mengambil contoh simbol diagram ladder yang
digunakan oleh PLC Siemens.
a. Kontak NO (Normally Open) atau LD (Load)
Suatu
kontak yang dalam keadaan normal terbuka atau tidak terhubung. Bila pada kontak
tersebut kita beri energi (energize),
maka kontak tersebut akan terhubung. Pada PLC Siemens pengkodean untuk alamat
adalah terdiri 3 bagian yaitu:
1)
Tipe input (I) atau output (Q)
2)
Nomor rack
3)
Nomor Bit
Pada
gambar 2.29. dapat kita lihat untuk pengkodean alamat input adalah I0.0 maka
kode alamat tersebut dapat diartikan kontak input dari rack pertama dengan bit
pertama.
Gambar 2.29. Kontak NO |
b. Kontak NC (Normally Close) atau LDI (Load Inverse)
Kontak
NC adalah kebalikan dari kontak NO yaitu dalam keadaan normal kontak tersebut
tertutup atau terhubung. Bila pada kontak tersebut kita beri energi (energize), maka kontak tersebut akan
terbuka atau tidak terhubung.
Gambar 2.30. Kontak NC |
c. Kontak OUT
Kontak
OUT adalah sebuah intruksi untuk menstransfer nilai atau logika ke device hardware. Pengkodean alamat sama
dengan kontak input.
Gambar 2.31. Kontak OUT |
d. Kontak Memori Bit
Memori
bit adalah sama dengan kontak OUT namun eksekusi tidak ditransfer ke device hardware melainkan disimpan di Memori
PLC. Pengkodean untuk memori bit sama seperti kontak OUT namun dengan kode M.
Gambar 2.32. Kontak Memori Bit |
e. AND
AND adalah suatu rangkaian 2 atau lebih suatu
kontak yang rangkai secara seri.
Gambar 2.33. Kontak-Kontak yang Dihubung AND |
Tabel
2.1. Logika Kebenaran AND
I0.0
|
I0.1
|
Q0.0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
f. OR
OR
adalah suatu rangkaian 2 atau lebih suatu kontak yang rangkai secara paralel.
Gambar 2.34. Kontak-Kontak yang Dihubung OR |
Tabel
2.2. Logika Kebenaran OR
I0.0
|
I0.1
|
Q0.0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
g. Timer
Timer
adalah suatu instruksi untuk tunda waktu energi, baik tunda waktu ON maupun
OFF. Pada gambar 2.35. dapat dilihat pengkodean timer sebagai berikut:
1)
T0 adalah T (kode untuk timer) dan 0
adalah nomor timer
2)
SD adalah tipe timer untuk tunda ON
3)
S5T#5S adalah S5T# (sintak value timer),
5 (value yang bisa disesuaikan kebutuhan), dan S adalah besaran waktu (S=sekon)
Gambar 2.36. Time Chart Input Terhadap Timer (Timer SD=S_ODT) |
h. Counter
Timer
adalah suatu instruksi untuk menghitung jumlah input. Pengkodean untuk counter
pada PLC Siemens sebagai berikut:
1)
C0 adalah C (kode untuk counter) dan 0
adalah nomor counter.
2)
S_CUD adalah tipe counter untuk
menghitung penambahan dan pengurangan.
3)
CU adalah input untuk counter hitung
pengurangan.
4)
CD adalah input untuk counter hitung
penambahan.
5)
S adalah input untuk mengaktifkan
counter.
6)
PV adalah settingan value counter.
7)
R adalah input untuk mereset counter
8)
Q adalah output counter.
9)
CV adalah value saat penghitungan.
10) CV_BCD
adalah value saat penghitungan dalam bentuk desimal.
Gambar 2.37. Counter |
Tunggu untuk Postingan selanjutnya
Jika artikel ini bermanfaat untuk anda silahkan dishare untuk teman-teman yang mungkin akan membutuhkan
Jika artikel ini bermanfaat untuk anda silahkan dishare untuk teman-teman yang mungkin akan membutuhkan
Langganan:
Postingan (Atom)